hari ini pertama kalinya gw ketemu sama temen-temen gw setelah sekian lama libur. Hari ini gw merasa dirindukan. Hari ini gw merasa gw adalah orang yang baik. Hari ini gw dihormati.
Gw ketemu sama temen gw, Febi namanya, dan kita bercerita-cerita, dan ia tiba-tiba mengeluarkan ekspresi seakan baru mengingat sesuatu ketika kami sedang berbicara. Dia mengatakan:
Febi: Oh iya, gw lupa mau bilang sesuatu, kalo Ojan bilang sama gw, dia bilang "Bilang sama Afi, jangan suka sama gw. Gw nggak pantas soalnya, dia begitu, gw begini. Pokoknya, bilang jangan suka sama gw."
Afi: *kaget* serius? O.O
Febi: serius gw.
Afi: Emang kapan dia bilang begitu?
Febi: Waktu terakhir kali gw ke kontrakan, gw mau ngambil gitar waktu itu. Dan berdua doang.
Afi: *masih ga percaya* seriusss?
Suara pintu terbuka, kita berdua menengok kebelakang bersamaan.
Ojan.
Febi: *bisik* tuhkan, orangnya datang, berarti gw jujur
Dulu, ya beberapa bulan yang lalu. Ojan itu pernah ngomong keras ke gw. Dan gw kaget campur ga enak hati, gw langsung berdiri terus jalan keluar dari ruangan itu. Beberapa saat kemudian, pipi gw panas, gw ngerasa malu. Gw nggak dalam keadaan sadar, gw langsung ngomong ke temen-temen gw diluar ruangan itu. Gw nggak suka sama orang itu, dia hanya, lucu. Gw ngerasa nggak enak hati, tapi gw nggak marah sama dia. Dan dia pergi mau nyelesaiin tugasnya.
Malam itu gw nonton Leher Angsa, entah kenapa, gw ngerasa ngga enak hati banget. Gw sedih.
Setelah malam itu, gw ga main lagi ketempat anak-anak. Pas masuk gw denger dari Nia, kalau si Ojan itu jadi rajin shalat, ya gw bercanda "Ya mungkin Ojan sadar dia sudah melakukan hal yang salah, terus dia menyesal teramat sangat karena dia melakukan hal itu. Hahaha". Eh ternyata hari ini, jadi kenyataan. Tapi terima kasih sekali, gw merasa di hargai. Setelah kejadian 'itu', gw ga pernah ngerasa begitu dihargai. Begitu di jaga.
Oh iya, dulu. Pembimbing gw Dimar namanya, dia manis. Pertama gw yang bilang ke teman-teman gw kalau dia manis. Eh lama-lama teman gw bilang "Anjr***t! Mas Dimar manis banget."
Teman gw, Nia. Dia tau segalanya lah, dia yang sms Dimar duluan mengatasnamakan gw. Seorang teman gw dengar, karena si Nia ini keceplosan. Dan teman gw itu sampai menegur gw, seakan gw nggak boleh, tapi saya kan yang pertama kali melihat dia manis.
Tapi dia sudah memiliki wanita, gw pun sering merasa nggak enak. Gw iseng lihat-lihat twitternya, banyak foto ia dan wanitanya.
Tapi saat bimbingan yang terakhir kali, gw cuma minta tanda tangannya saja untuk mengesahkan bahwa gw, telah menyelesaikan pembimbingan dengan sempurna. Dia melihat gw, wajahnya penuh, sedih. Cara pandangnya yang hanya gw lihat sekilas itu, membuat jantung gw melakukan 'little shock'. Cara pandang yang selama ini gw nggak suka.
Lalu beberapa hari kemudian, dia, tengah malam mengirimkan sms ke gw.
"sebenarnya ada yang mau aku omongin waktu terakhir kali ketemu (bimbingan). Tapi nggak jadi. Aku suka sama kamu fi. Tapi bukan cinta atau sayang. Aku suka kamu karena kamu............, penampilanmu sederhana, kelihatannya kamu baik. Tapi ngga boleh :( karena aku udah punya pacar. Aku ga boleh jadi cowok jahat. :( Makanya aku sering ngga bales smsmu. Maaf ya Fii.
Ya tau lah gw bagaimana.
terus ada lagi, seorang yang begitu. Dia selalu bilang. Aku ngga pantas.
Maksud saya, ya biasa aja, toh kamu pun manusia, kita makhluk sosial. Jadi urusan pantas ngga pantas itu ngga pantas orang katakan. Karena kita sama, kamu manusia, aku juga.
Dan semua orang itu, selalu pernah memandang gw dengan cara itu, sedih. Dan saya nggak suka